Kamis, 11 Februari 2016



THANKS MOM AND DAD
Creative by : Nurnila Cholifah
Aku alya seorang mahasisiwi di universitas negeri di Jakarta, aku mempunyai seorang saudara kembar laki-laki yang bernama ali. Kami adalah anak yatim piatu yang dulunya pernah tinggal di rumah tampung (panti asuhan). Dari umur kami 5 tahun kami sudah berada di panti asuhan. kami tak tahu siapa orang tua asli kami yang tega menempakan kami di panti asuhan tersebut. Dan  pada saat usia kami menginjak 8 tahun ada sepasang suami istri yang mengadopsi kami menjadi anak angkatnya, mereka dari kalangan orang terpandang, dan kini merekalah orang tua yang mengasuh kami dari kecil hingga sekarang.
Pagi ini aku dan saudara kembarku berencana   pergi ke panti asuhan yang dulu pernah kami singgahi yaitu panti asuhan KASIH IBU yang berada di Jakarta selatan, pada saat kami sedang sarapan ali membuka percakapan kepada mama. “ ma, nanti ali sama alya mau pergi ke panti asuhan boleh ? “ kata ali sambil melahap roti di tangannya. Mama pun menjawabnya dengan nada penuh kasih sayang “iya ali, sudah lama kan kalian berdua tidak pergi kesana, oh iya jangan lupa sampaikan salama mama kepada ibu Aminah”.  Alyapun menyahutnya dengan senyuman manis di bibirnya sambil berkata “ iya ma, nanti kami sampaikan salam mama sama ibu Aminah. Makasih ya ma sudah mau ngizinin ali sama alya pergi.” Sambil memeluk wanita setengah baya tersebut yang berada di sisi kanannya.
Tak lama kemudian, setelah sarapan pagi selesai aku dan ali pun bergegas bersiap siap untuk pergi kepanti asuhan tersebut,selang beberpa menit kemudian aku dan alipun meluncur pergi menggunakan mobil jass ali yang pada saat itu memang sudah di persiapkan  untuk berpergian ke panti asuhan. Satu jam kami menempuh perjalanan  dari rumah menuju panti asuhan, akhirnya kamipun sampai di panti asuhan dengan tepat waktu.
“tok….tok…tok…asalamualikum “ sapa ku sambil membuka pintu ruangan ibu aminah yang saat itu sedang duduk di sofa.”waalaikumsalam, eh ada alya sama ali. Mari masuk dan silahkan duduk alya, ali.” Aku dan alipun masuk dan duduk di sofa yang taka sing lagi di mata kami. Ali membuka percakapan “ ibu apa kabar bu ? oh iya ibu dapat salam dari mama bu.” Ibu aminah pun menjawabnya dengan lembut “ alhamdulilah baik nak ali, nak ali sama nak alya gimana kabranya ? sudah lama ya kalian ngak kesini, rindu sekali rasanya ibu dengan kalian. Oh iya salam balik ya buat ibu dahlia.” Sambil tersenyum alya pun menjawab  “ alhamdulilah bu kami sehat seperti sekarang. Iya nih bu, alya sudah  mulai sibuk dengan kuliah alya, alipun juga begitu bu.”
 Selang beberapa menit kemudian setelah kami tengah asik mengobrol datanglah seorang ibu-ibu setengah baya ke ruangan ibu aminah yang tak lain adalah salah seorang pengurus panti asuhan tersebut. Namanya adalah ibu anita, yaitu ibu pengurus di bagian ruang anka-anak. “ tok…tok…tok… asalmualikum.” Sapa ibu anita sambil membuka pintu ruangan bu aminah. “ waalaikumsalam” sahut kami serentak. " eh ada tamu rupanya “ kata ibu anita smbil tersenyum kecil “ eh ibu anita, apa kabar ibu ? sudah lama ya kita tidak bertemu bu.” Kata ali menyapa ibu anita, ibu anitapun tersenyum dan kemudian beliau menjawab “ibu ya beginilah ali, seperti yang ali lihat, ibu baik ali”. Alyapun menjawab “ syukurlah kalu begitu bu, senang rasanya masih biasa melihat ibu dan pengurus panti ini dalam ke adaan sehat seperti ini.”
Tak terasa sudah hampir pukul sebelas siang, aku dan alipun bergegas dan berpamitan untuk pulang ke rumah. Kebetulan hari ini adalah hari libur, aku dan alipun memutuskan untuk pergi ke mall sebentar untuk sekedar berifreshing dan jalan –jalan. Memang belakangan ini kami sedang sibuk kuliah dan tugas-tugas kuliah yang sedang menumpuk sekali, karena itu kami tidak punya waktu untuk sekedar jalan-jalan atau pergi makan di luar bersama teman-teman. “alya, mau kemna lagi kita abis dari sini ?” Tanya ali kepadaku “hmm enaknya kemana ya ? aku binggung ali. Bagimana kalu kita makan di tempat biasa ?” jawabku “ hmm okelah kalau begitu, kapan kita mau ke sana ? sekarang atau setelah kamu selesai belanja ?” Tanya ali kepadaku. “ sekrang aja deh, aku juga sudah laper nih.”
Aku dan alipun pergi ke restoran yang biasa kami singgahi kalu ada waktu luang.” Alya, kamu mau pesan apa ? “ Tanya ali “ hmm aku mau pesan nasi goreng sepesial sama jus manga deh” jawabku. “ oke mbak, kami pesen nasi goreng sepesialnya dua, jus mangganya satu, sama jus melonnya satu. Udah itu aja.” Pesan ali kepada seorang pelayan. Tak lama kemudian pesanan kami yang sebelumya sudah di pesanpun akhirnya datang.  “ mari makan” kata ali. Kami pun makan dengan lahapnya, tapi di penghujung meja sebelah kiri ku, terlihat seorang ibu-ibu setengah baya yang tengah asik memperhatikan kami yang sedang asik makan. “ Ali-ali, lihat deh, ibu-ibu yang duduk di hujung itu, kayakny dia lagi neliatin kita deh.” Kataku kepada ali “ mana ? ohh, mungkin dia lihat orang yang lagi nanyi didepan itu mungkin.” Kata ali “ tapi ali….” Ali pun memotong kata-kataku “ sudahlah alya, jang kau fikirkan. Sekarang cepat kau abiskan makananmu itu, lalu kita pulang kerumah”. Tegas ali kepda ku.
Setelah selesai makan dan membayar makanan  tersebut aku dan ali pun segera pergi dan meninggalkan restoran itu. Saat di dalam mobil aku kembali bertanya kepada ali tentang seorang ibu-ibu yang ada di restoran tadi “ ali, aku penasaran deh, sama ibu-ibu yang ada di restoran tadi.” Tanya ku pada ali. “ kamu ni alya, kepo banget sih jadi orang, hmm. Memangnya kamu penasaran apa dengan ibu-ibu yang di restoran tadi ?” Tanya ali kepadaku. “ yaa gak tau sih li, tapi ngak tau kenapa ya aku kok rasanya penasaran sama ibu-ibu tadi.” Jawabku “ sudahlah alya, jangan kamu ambil pusing. anggap saja kita tidak pernah ketemu sama tu ibu-ibu.” Tanpa ku sadari aku dan alipun sudah sampai di rumah.
Saat membuka pintu ruamh, terlihat mama yang sedang asik menonton tv sambil menikmati buah itupun melihatku dengan wajah yang sedikit aneh. Akupun tak membuang waktu untuk bertanya kepada mama “ ada apa ma ? kok segitunya mama ngeliatin alya. Emangnya ada yang salah ya sama alya ma ?” mamapun menjawab dengan sedikit senyuman yang kurang berkenan di hatiku. “ ngak ada apa-apa alya, mama cuma baru sadar saja kalo anak mama yang satu ini ternyata cantik yaa.” Canda mama kepadaku “ ihh, mama kok gitu sih. Alya kan memang cantik ma, mama aja yang ngak tau” kami pun terlalu dalam canda tawa. Selang beberapa menit kemudian, terdengar mobil yang baisanya di kendarai oleh papa.
“ tumben papa jam segini sudah pulang” gumam ku dalam hati. Tak lama kemudian papa pun muncul dengan wajah yang kurang enak. “ ada apa pa ? kok mukanya kusut gitu ? “ Tanya mama kepada papa. “ gak papa ma, cuma kurang enak badan aja. Makanya papa pulang cepet.” Jawab papa. Papa dan mamapun pergi menuju kamar mereka. Aku dan ali pun masih terbengong dengan sikap papa yang tidak biasa itu. Alipun bertanya kepada ku “ alya, kira-kira ada apa ya sama papa? Kok gak seperti biasanya papa murung seperti itu. “ “entahlah li, aku juga kurang paham. Mungkin memang papa lagi kurang enak badan.” Jawab ku pada ali. Tak lama kemudian terdengar triakan mama dari kamarnya,. “ ali, alya, tolong mama nak “. Aku dan alipun bergegas menuju kamar mama. “ada apa ma ? kenpa dengan papa ?” Tanya ku kepada mama. “ mama juga ngak tau alya, tiba-tiba papamu pingsan.” “ ayo ma, kita bawa papa ke ruamh sakit sekarang juga”. Tawaran ali kepada mama, tak lama kemudian kami pun sampai di ruamh sakit. Ternyata benar, papa mengalami struk ringan yang selam ini di deritanya.
Namun, sudah dua minggu ini papa belum juga sembuh, malah kondisinya semakin menurun. Aku, ali, dan mama sangat menghawatirkan keadaan papa yang semakin hari semakin menurun dan tidak setabil. Hari ini tepat lima belas hari papa di rawat di ruamh sakit, tapi ada yang aneh dengan tingkah laku papa.  Papa terlihat begitu bahagia dan mengaku ia ingin beristirahat dengan tenang dan nyaman dan dia ingin berpergian bersama keluarga. Malam itu tepat pukul tujuh, papa memangil ali ke ruang rawatnya tanpa boleh ada satu orangpun yang berada di dalam sebelum ia memanggilnya.” Ali kaulah anak papa satu-satunya yang bertanggung jabap penuh di sini, tolong jaga mama dan saudari kembarmu alya. Dan tolong kau ambil alih perusahaan yang sekarang papa pimpin, Jangan jadi anak yang cenggeng seperti pertama kali papa melihat dan bertemu dengan mu di panti asuhan delapan belas tahun yang lalu. Jadilah engkau seorang  yang tegar, berwibawah dan terdidik seperti seseorang yang tak kenal lelah di medan perang. Tolong ingat selalu pesan papa ini.” Alipun tak sanggup lagi untuk berkata-kata, matanya berkaca-kaca seperti air hujan yang siap turun membasahi pipinya. Setelah selesai ali di berikan arahan oleh papanya. Aku dan mamapun di perbolehkan masuk ke ruang rawat.
Tak lama kemudian, selang beberapa menit kami masuk ke dalam ruang rawat, papa mulai kambuh dengan penyakitnya. Mamapun histeris memanggil dokter “ dok… dokter.. tolong suami saya dok.” Dokterpun langsung mengambil tindakan medis. Tapi Tuhan berkehendak lain, papa pun akhirnya meninggal dunia tepat pukul delpan. Aku, ali dan mama tak kuasa lagi untuk menahan air mata yang siap membasahi pipi. Hari ini papa kami hantarkan di tempat peristirahatannya yang terakhir, yang bertempat di pemakaman Jakarta barat. Sudah seminggu kepergian papa, namun mamapun masih terlarut dalam kesedihan. Aku yang tak kuasa melihat mama yang setap menggingat papa meneteskan air mata itu memberanikan diri untuk mengajaknya makan. “ ma, alya lihat sudah seharian ini mama ngak makan, yuk kita makan dulu yuk ma. Nanti kalo mama ngak makan nanti mama sakit.” Ajak ku terhadap mama. Mama pun tetap pada pendiriannya yang tak mau beranjak kemana-mana.” Mama ngak laper kok alya, mama masih pengen duduk disini. Tolong ya, kamu jangan ganggu mama dulu. Mama pengen sendiri dulu.” Sambil merekahkan senyumannya, akupun bergegas pergi meninggalkan mama di ruangan itu.
 Aku yang begitu khawatir dengan keadaan mama langsung mendatangi ali yang tengah asik duduk di halaman belakang rumah. “ali, aku mau bicara penting sama kamu bisa ?” tanyaku pada ali. “ kau mau bicara soal apa alya ?” jawab ali “ ali, aku khawatir deh sama mama. Sudah beberapa hari ini aku lihat mama jarang makan, ngak pernah keluar kamar, bahkan mama sering menangis kalo inget papa.” Keluh ku pada ali.” Bukan cuma itu aja alya, bahkan mama sering beranggapan bahwa mama selama ini kuarang memperhatikan papa.”  Keluh ali padaku. “ eh ali, gimana kalau besok kita ajak mama ke puncak ? setidaknya kan kita bisa membuat mama sedikit melupakan kepergian papa. Setuju ?” usulku pada ali. “ hmm boleh juga alya”.  Keesokan harinya ali mencoba untuk membujuk mama agar mau pergi bersama ke puncak, namun saat ali membuka kamar mama terlihat mama yang sedikit pucat tengah berusaha bangun dari tempat tidurnya. Ali pun segera bergegas membantu mama bangun dari tempat tidurnya. “ mama kenapa ma ? kok mama pucat sekali ? mama sakit ya ? “ Tanya ali kepada mama. “ ngak kok ali, mama ngak papa. Mungkin mama butuh istirahat.” Jawab mama kepada ali sambil tersenyum kecil.
Tapi ali pun tak membuang waktu untuk mengantarkan mama ke rumah sakit. “ ayo ma, ali antar mama ke ruamh sakit dan tolong mama jangan menolak ma.” Ali terpaksa menggunakan nada sedikit mengancam mama untuk mau di antarkan ke rumah sakit. Tanpa fikir panjang lagi ali langsung menggedong mama keluar kamar dan membawa mama ke rumah sakit. Aku yang saat itu tak tahu apa yang sedang terjadi langsung menyambar tas dan langsung ikut naik ke dalam mobil. Tak lama kemudian kami pun sampai di rumah sakit dan membawa mama ke ruang rawat. Aku yang tengah penasaran itu langsung saja menyambar tangan ali dan berkata “ eh ali, kok mama kita bawa ke ruamh sakit sih. Emang mama sakit apa ?  kan rencana kita mau ke puncak”. Dengan seribu pertanyaanku ali hanya menjawab “ alya, mama sakit kangker  rahim alya.” Tanpa ku sadari aku sudah terduduk di lantai dan meneteskan butiran-butrian bening yang selalu jatuh tepat di bawah pelupuk mata.
Setengah percaya dan tak percaya aku berulang-ulang bertanya hal yang sama kepada ali. Selang berapa jam kemudian ali di panggil dokter untuk segera melihat keadaan mamanya di ruang rawat. Ternyata mama telah pergi untuk selamanya. Aku yang tak tahu berita itu segera menyambar ali yang baru keluar dari ruang rawat mama yang terlihat seperti orang lunglai. Aku terus saja bertanya kepada ali tapi ali tak menjawab pertanyaanku. Lalu tiba-tiba ali memelukku dan berkata “ alya, mama alya, mama.” Aku yang tak sabar memotong perkataan ali. “ mama kenapa ali ?” ali terdiam sejenak lalu ia berkata “ alya mama sudah pergi menyusul papa di surga.” Aku sontak menaggis sejadi-jadinya tanpa ku hiaraukan lagi siapa yang ada di sekelilingku. Aku tak percaya bahwa mama dan papa begitu cepat meninggalkan aku dan ali.
Aku masih ingat sekali kata-kata mama dan papa yang begitu bijak “ alya,ali kalianlah anak mama dan papa. Tanpa kalian mama dan papa tak berarti, tanpa kalian juga mungkin hidup mama dan papa tak berwarna seperti sekarang. Terima kasih sudah hadir dalam hidup mama dan papa. Mama dan papa sayang sama kalian.” Itulah kata-kata mama dan papa yang selalu aku ingat. Makasih ma, pa. sudah menjadi orang tua yang baik buat alya dan ali. Semoga mama dan papa di tempatkan di sisih Allah SWT. Amiiinnn
SELESAI