THANKS MOM AND DAD
Creative by : Nurnila
Cholifah
Aku alya seorang
mahasisiwi di universitas negeri di Jakarta, aku mempunyai seorang saudara
kembar laki-laki yang bernama ali. Kami adalah anak yatim piatu yang dulunya
pernah tinggal di rumah tampung (panti asuhan). Dari umur kami 5 tahun kami
sudah berada di panti asuhan. kami tak tahu siapa orang tua asli kami yang tega
menempakan kami di panti asuhan tersebut. Dan pada saat usia kami menginjak 8 tahun ada
sepasang suami istri yang mengadopsi kami menjadi anak angkatnya, mereka dari
kalangan orang terpandang, dan kini merekalah orang tua yang mengasuh kami dari
kecil hingga sekarang.
Pagi ini aku dan
saudara kembarku berencana pergi ke
panti asuhan yang dulu pernah kami singgahi yaitu panti asuhan KASIH IBU yang
berada di Jakarta selatan, pada saat kami sedang sarapan ali membuka percakapan
kepada mama. “ ma, nanti ali sama alya mau pergi ke panti asuhan boleh ? “ kata
ali sambil melahap roti di tangannya. Mama pun menjawabnya dengan nada penuh
kasih sayang “iya ali, sudah lama kan kalian berdua tidak pergi kesana, oh iya
jangan lupa sampaikan salama mama kepada ibu Aminah”. Alyapun menyahutnya dengan senyuman manis di
bibirnya sambil berkata “ iya ma, nanti kami sampaikan salam mama sama ibu
Aminah. Makasih ya ma sudah mau ngizinin ali sama alya pergi.” Sambil memeluk
wanita setengah baya tersebut yang berada di sisi kanannya.
Tak lama
kemudian, setelah sarapan pagi selesai aku dan ali pun bergegas bersiap siap
untuk pergi kepanti asuhan tersebut,selang beberpa menit kemudian aku dan
alipun meluncur pergi menggunakan mobil jass ali yang pada saat itu memang
sudah di persiapkan untuk berpergian ke
panti asuhan. Satu jam kami menempuh perjalanan
dari rumah menuju panti asuhan, akhirnya kamipun sampai di panti asuhan
dengan tepat waktu.
“tok….tok…tok…asalamualikum
“ sapa ku sambil membuka pintu ruangan ibu aminah yang saat itu sedang duduk di
sofa.”waalaikumsalam, eh ada alya sama ali. Mari masuk dan silahkan duduk alya,
ali.” Aku dan alipun masuk dan duduk di sofa yang taka sing lagi di mata kami.
Ali membuka percakapan “ ibu apa kabar bu ? oh iya ibu dapat salam dari mama
bu.” Ibu aminah pun menjawabnya dengan lembut “ alhamdulilah baik nak ali, nak
ali sama nak alya gimana kabranya ? sudah lama ya kalian ngak kesini, rindu
sekali rasanya ibu dengan kalian. Oh iya salam balik ya buat ibu dahlia.”
Sambil tersenyum alya pun menjawab “
alhamdulilah bu kami sehat seperti sekarang. Iya nih bu, alya sudah mulai sibuk dengan kuliah alya, alipun juga
begitu bu.”
Selang beberapa menit kemudian setelah kami
tengah asik mengobrol datanglah seorang ibu-ibu setengah baya ke ruangan ibu
aminah yang tak lain adalah salah seorang pengurus panti asuhan tersebut.
Namanya adalah ibu anita, yaitu ibu pengurus di bagian ruang anka-anak. “
tok…tok…tok… asalmualikum.” Sapa ibu anita sambil membuka pintu ruangan bu
aminah. “ waalaikumsalam” sahut kami serentak. " eh ada tamu rupanya “
kata ibu anita smbil tersenyum kecil “ eh ibu anita, apa kabar ibu ? sudah lama
ya kita tidak bertemu bu.” Kata ali menyapa ibu anita, ibu anitapun tersenyum
dan kemudian beliau menjawab “ibu ya beginilah ali, seperti yang ali lihat, ibu
baik ali”. Alyapun menjawab “ syukurlah kalu begitu bu, senang rasanya masih
biasa melihat ibu dan pengurus panti ini dalam ke adaan sehat seperti ini.”
Tak terasa sudah
hampir pukul sebelas siang, aku dan alipun bergegas dan berpamitan untuk pulang
ke rumah. Kebetulan hari ini adalah hari libur, aku dan alipun memutuskan untuk
pergi ke mall sebentar untuk sekedar berifreshing dan jalan –jalan. Memang
belakangan ini kami sedang sibuk kuliah dan tugas-tugas kuliah yang sedang
menumpuk sekali, karena itu kami tidak punya waktu untuk sekedar jalan-jalan
atau pergi makan di luar bersama teman-teman. “alya, mau kemna lagi kita abis
dari sini ?” Tanya ali kepadaku “hmm enaknya kemana ya ? aku binggung ali.
Bagimana kalu kita makan di tempat biasa ?” jawabku “ hmm okelah kalau begitu,
kapan kita mau ke sana ? sekarang atau setelah kamu selesai belanja ?” Tanya
ali kepadaku. “ sekrang aja deh, aku juga sudah laper nih.”
Aku dan alipun pergi
ke restoran yang biasa kami singgahi kalu ada waktu luang.” Alya, kamu mau
pesan apa ? “ Tanya ali “ hmm aku mau pesan nasi goreng sepesial sama jus manga
deh” jawabku. “ oke mbak, kami pesen nasi goreng sepesialnya dua, jus mangganya
satu, sama jus melonnya satu. Udah itu aja.” Pesan ali kepada seorang pelayan.
Tak lama kemudian pesanan kami yang sebelumya sudah di pesanpun akhirnya
datang. “ mari makan” kata ali. Kami pun
makan dengan lahapnya, tapi di penghujung meja sebelah kiri ku, terlihat
seorang ibu-ibu setengah baya yang tengah asik memperhatikan kami yang sedang
asik makan. “ Ali-ali, lihat deh, ibu-ibu yang duduk di hujung itu, kayakny dia
lagi neliatin kita deh.” Kataku kepada ali “ mana ? ohh, mungkin dia lihat
orang yang lagi nanyi didepan itu mungkin.” Kata ali “ tapi ali….” Ali pun
memotong kata-kataku “ sudahlah alya, jang kau fikirkan. Sekarang cepat kau
abiskan makananmu itu, lalu kita pulang kerumah”. Tegas ali kepda ku.
Setelah selesai
makan dan membayar makanan tersebut aku
dan ali pun segera pergi dan meninggalkan restoran itu. Saat di dalam mobil aku
kembali bertanya kepada ali tentang seorang ibu-ibu yang ada di restoran tadi “
ali, aku penasaran deh, sama ibu-ibu yang ada di restoran tadi.” Tanya ku pada
ali. “ kamu ni alya, kepo banget sih jadi orang, hmm. Memangnya kamu penasaran
apa dengan ibu-ibu yang di restoran tadi ?” Tanya ali kepadaku. “ yaa gak tau
sih li, tapi ngak tau kenapa ya aku kok rasanya penasaran sama ibu-ibu tadi.”
Jawabku “ sudahlah alya, jangan kamu ambil pusing. anggap saja kita tidak
pernah ketemu sama tu ibu-ibu.” Tanpa ku sadari aku dan alipun sudah sampai di
rumah.
Saat membuka
pintu ruamh, terlihat mama yang sedang asik menonton tv sambil menikmati buah
itupun melihatku dengan wajah yang sedikit aneh. Akupun tak membuang waktu
untuk bertanya kepada mama “ ada apa ma ? kok segitunya mama ngeliatin alya.
Emangnya ada yang salah ya sama alya ma ?” mamapun menjawab dengan sedikit
senyuman yang kurang berkenan di hatiku. “ ngak ada apa-apa alya, mama cuma
baru sadar saja kalo anak mama yang satu ini ternyata cantik yaa.” Canda mama
kepadaku “ ihh, mama kok gitu sih. Alya kan memang cantik ma, mama aja yang
ngak tau” kami pun terlalu dalam canda tawa. Selang beberapa menit kemudian,
terdengar mobil yang baisanya di kendarai oleh papa.
“ tumben papa jam
segini sudah pulang” gumam ku dalam hati. Tak lama kemudian papa pun muncul
dengan wajah yang kurang enak. “ ada apa pa ? kok mukanya kusut gitu ? “ Tanya
mama kepada papa. “ gak papa ma, cuma kurang enak badan aja. Makanya papa
pulang cepet.” Jawab papa. Papa dan mamapun pergi menuju kamar mereka. Aku dan
ali pun masih terbengong dengan sikap papa yang tidak biasa itu. Alipun
bertanya kepada ku “ alya, kira-kira ada apa ya sama papa? Kok gak seperti
biasanya papa murung seperti itu. “ “entahlah li, aku juga kurang paham.
Mungkin memang papa lagi kurang enak badan.” Jawab ku pada ali. Tak lama
kemudian terdengar triakan mama dari kamarnya,. “ ali, alya, tolong mama nak “.
Aku dan alipun bergegas menuju kamar mama. “ada apa ma ? kenpa dengan papa ?”
Tanya ku kepada mama. “ mama juga ngak tau alya, tiba-tiba papamu pingsan.” “
ayo ma, kita bawa papa ke ruamh sakit sekarang juga”. Tawaran ali kepada mama,
tak lama kemudian kami pun sampai di ruamh sakit. Ternyata benar, papa
mengalami struk ringan yang selam ini di deritanya.
Namun, sudah dua
minggu ini papa belum juga sembuh, malah kondisinya semakin menurun. Aku, ali,
dan mama sangat menghawatirkan keadaan papa yang semakin hari semakin menurun
dan tidak setabil. Hari ini tepat lima belas hari papa di rawat di ruamh sakit,
tapi ada yang aneh dengan tingkah laku papa. Papa terlihat begitu bahagia dan mengaku ia
ingin beristirahat dengan tenang dan nyaman dan dia ingin berpergian bersama
keluarga. Malam itu tepat pukul tujuh, papa memangil ali ke ruang rawatnya
tanpa boleh ada satu orangpun yang berada di dalam sebelum ia memanggilnya.”
Ali kaulah anak papa satu-satunya yang bertanggung jabap penuh di sini, tolong
jaga mama dan saudari kembarmu alya. Dan tolong kau ambil alih perusahaan yang
sekarang papa pimpin, Jangan jadi anak yang cenggeng seperti pertama kali papa
melihat dan bertemu dengan mu di panti asuhan delapan belas tahun yang lalu.
Jadilah engkau seorang yang tegar,
berwibawah dan terdidik seperti seseorang yang tak kenal lelah di medan perang.
Tolong ingat selalu pesan papa ini.” Alipun tak sanggup lagi untuk
berkata-kata, matanya berkaca-kaca seperti air hujan yang siap turun membasahi
pipinya. Setelah selesai ali di berikan arahan oleh papanya. Aku dan mamapun di
perbolehkan masuk ke ruang rawat.
Tak lama
kemudian, selang beberapa menit kami masuk ke dalam ruang rawat, papa mulai
kambuh dengan penyakitnya. Mamapun histeris memanggil dokter “ dok… dokter..
tolong suami saya dok.” Dokterpun langsung mengambil tindakan medis. Tapi Tuhan
berkehendak lain, papa pun akhirnya meninggal dunia tepat pukul delpan. Aku,
ali dan mama tak kuasa lagi untuk menahan air mata yang siap membasahi pipi.
Hari ini papa kami hantarkan di tempat peristirahatannya yang terakhir, yang
bertempat di pemakaman Jakarta barat. Sudah seminggu kepergian papa, namun
mamapun masih terlarut dalam kesedihan. Aku yang tak kuasa melihat mama yang
setap menggingat papa meneteskan air mata itu memberanikan diri untuk
mengajaknya makan. “ ma, alya lihat sudah seharian ini mama ngak makan, yuk
kita makan dulu yuk ma. Nanti kalo mama ngak makan nanti mama sakit.” Ajak ku
terhadap mama. Mama pun tetap pada pendiriannya yang tak mau beranjak
kemana-mana.” Mama ngak laper kok alya, mama masih pengen duduk disini. Tolong
ya, kamu jangan ganggu mama dulu. Mama pengen sendiri dulu.” Sambil merekahkan
senyumannya, akupun bergegas pergi meninggalkan mama di ruangan itu.
Aku yang begitu khawatir dengan keadaan mama
langsung mendatangi ali yang tengah asik duduk di halaman belakang rumah. “ali,
aku mau bicara penting sama kamu bisa ?” tanyaku pada ali. “ kau mau bicara
soal apa alya ?” jawab ali “ ali, aku khawatir deh sama mama. Sudah beberapa hari
ini aku lihat mama jarang makan, ngak pernah keluar kamar, bahkan mama sering
menangis kalo inget papa.” Keluh ku pada ali.” Bukan cuma itu aja alya, bahkan
mama sering beranggapan bahwa mama selama ini kuarang memperhatikan papa.” Keluh ali padaku. “ eh ali, gimana kalau
besok kita ajak mama ke puncak ? setidaknya kan kita bisa membuat mama sedikit
melupakan kepergian papa. Setuju ?” usulku pada ali. “ hmm boleh juga alya”. Keesokan harinya ali mencoba untuk membujuk
mama agar mau pergi bersama ke puncak, namun saat ali membuka kamar mama
terlihat mama yang sedikit pucat tengah berusaha bangun dari tempat tidurnya.
Ali pun segera bergegas membantu mama bangun dari tempat tidurnya. “ mama kenapa
ma ? kok mama pucat sekali ? mama sakit ya ? “ Tanya ali kepada mama. “ ngak
kok ali, mama ngak papa. Mungkin mama butuh istirahat.” Jawab mama kepada ali
sambil tersenyum kecil.
Tapi ali pun tak
membuang waktu untuk mengantarkan mama ke rumah sakit. “ ayo ma, ali antar mama
ke ruamh sakit dan tolong mama jangan menolak ma.” Ali terpaksa menggunakan
nada sedikit mengancam mama untuk mau di antarkan ke rumah sakit. Tanpa fikir
panjang lagi ali langsung menggedong mama keluar kamar dan membawa mama ke rumah
sakit. Aku yang saat itu tak tahu apa yang sedang terjadi langsung menyambar
tas dan langsung ikut naik ke dalam mobil. Tak lama kemudian kami pun sampai di
rumah sakit dan membawa mama ke ruang rawat. Aku yang tengah penasaran itu
langsung saja menyambar tangan ali dan berkata “ eh ali, kok mama kita bawa ke
ruamh sakit sih. Emang mama sakit apa ?
kan rencana kita mau ke puncak”. Dengan seribu pertanyaanku ali hanya
menjawab “ alya, mama sakit kangker
rahim alya.” Tanpa ku sadari aku sudah terduduk di lantai dan meneteskan
butiran-butrian bening yang selalu jatuh tepat di bawah pelupuk mata.
Setengah percaya
dan tak percaya aku berulang-ulang bertanya hal yang sama kepada ali. Selang
berapa jam kemudian ali di panggil dokter untuk segera melihat keadaan mamanya
di ruang rawat. Ternyata mama telah pergi untuk selamanya. Aku yang tak tahu
berita itu segera menyambar ali yang baru keluar dari ruang rawat mama yang
terlihat seperti orang lunglai. Aku terus saja bertanya kepada ali tapi ali tak
menjawab pertanyaanku. Lalu tiba-tiba ali memelukku dan berkata “ alya, mama
alya, mama.” Aku yang tak sabar memotong perkataan ali. “ mama kenapa ali ?”
ali terdiam sejenak lalu ia berkata “ alya mama sudah pergi menyusul papa di
surga.” Aku sontak menaggis sejadi-jadinya tanpa ku hiaraukan lagi siapa yang
ada di sekelilingku. Aku tak percaya bahwa mama dan papa begitu cepat
meninggalkan aku dan ali.
Aku masih ingat
sekali kata-kata mama dan papa yang begitu bijak “ alya,ali kalianlah anak mama
dan papa. Tanpa kalian mama dan papa tak berarti, tanpa kalian juga mungkin
hidup mama dan papa tak berwarna seperti sekarang. Terima kasih sudah hadir
dalam hidup mama dan papa. Mama dan papa sayang sama kalian.” Itulah kata-kata
mama dan papa yang selalu aku ingat. Makasih ma, pa. sudah menjadi orang tua
yang baik buat alya dan ali. Semoga mama dan papa di tempatkan di sisih Allah
SWT. Amiiinnn
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar